26 Desember 2010

Sederhana

Hukum last but not least selalu benar, begitu juga sebaliknya -apapun yg mendasari itu. Sifat kodrati yg berlaku untuk semua makhluk. Terik matahari yg angkuh akan tampak sederhana ketika senja mulai menutup tirai untuknya. Selalu, di atas keangkuhan makhluk manapun terdapat makhluk lain yg bisa lebih angkuh.

Di antara palung laut yg terdalam selalu ada palung yg lebih dalam. Percayalah. Jika tidak, coba saja ukur sendiri. Orang menetapkan sebuah palung sebagai yg terdalam karena sesungguhnya dia tidak dapat mengukur palung lain yg lebih dalam. Kita pun tidak akan pernah tahu apa yg hidup di dalamnya. Baru bisa tahu jika kehidupan itu muncul ke permukaan. Itupun kalau tidak luput dari mata kita.

Doa manusia yg besar selalu menjadi sederhana bagi Sang Khalik. Bahkan kadang menjadi sederhana juga di mata manusia lain. Wajarnya, karena orang lain sadar doa tersebut akan menjadi sederhana bagi Tuhan. Karena doa tersebut banyak dipanjatkan oleh orang-orang yg lain juga.

Sedangkan ketika kita panjatkan doa yg sederhana kadang kita berpikir, "bukankah kita diperintah berdoa, kalau begitu kenapa harus doa yg sederhana." Tapi biasanya kita segera menemukan jawaban yg melegakan. Karena doa besar tidak selalu menjadi sangat mulia bagi kita sendiri. Sedangkan doa yg sederhana lebih mudah terbebas dari perasaan kecewa.

Jadi, saya pikir lebih baik doa yg sederhana dengan ikhtiar yg besar. Doa yg sederhana adalah kemampuan hati kita menempatkan doa sebesar apapun pada lay-out yg kecil, kemudian mengajukan proposal kepada Tuhan Yang Maha Besar untuk mengharap ACC. Tapi hati-hati, jangan sampai doa biasa menjadi besar karena hati kita tidak mampu mengemasnya menjadi sederhana.

Kawan, pernahkan kita memanjatkan doa sederhana untuk sesuatu yg sederhana? Karena akan menjadi nikmat luar biasa ketika terkabul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok