04 Oktober 2011

Be Better

Kali ini saya akan membeberkan pandangan saya. Tadinya ingin saya urai menjadi beberapa judul. Kira-kira tiga. Emang tiga! Tapi saya pikir ketiganya masih relevan dijadikan satu judul yang lebih padat. Tentang Manajemen Mutu, Be Better, dan Progresif.

Banyak orang ingin menjadi yang terbaik (best), menolak menjadi yang lebih baik (better). Apakah itu salah? Tidak. Malah sepenuhnya benar. Kepercayaan seseorang harus selalu benar bagi orang yang punya kepercayaan itu.

Menolak menjadi yang lebih baik. Menolak menjadi lebih baik. Orang ini tidak mau berdiri di podium dua. Harus di podium satu. Kurang lebih seperti itu. Sejak awal prinsipnya adalah bekerja keras untuk menjadi yang terbaik. Kalau semua orang menginginkan yang terbaik, masalahnya adalah podium satu hanya ada satu. Lagipula kemampuan setiap orang berbeda-beda. Si A ingin menjadi yang terbaik dengan kemampuan 350. Padahal pesaingnya adalah Si B dengan kemampuan 450. Celaka! Kalau begini, jadi banyak orang memaksakan diri. Ambisius.

Ada solusi lain. Seperti konsep manajemen mutu. Yaitu menjadi lebih baik. Dengan prinsip ini kita bisa lebih realistis. Coba saya gambarkan dalam cerita.

Sebelumnya maaf, saya tidak bermaksud membelokkan pola pikirmu. Saya hanya berusaha memberi solusi positif untukmu.

Dalam kelas ada 10 mahasiswa. Dengan prinsip Be The Best, kita harus menjadi yang nomor 1. Nomor wahid. Numero uno. Yang top markotop lah. IP harus yang tertinggi. Cum-laude kalau perlu. Kembali ke persoalan di atas, kemampuan orang berbeda-beda. Jatuhnya jadi ambisius.

Berbeda dengan Be Better. Kita tak perlu punya IP tertinggi. Tak harus nomor satu. Prinsipnya sederhana, kalau IP semester 1 kita 3.00, paling tidak IP kita di semester 2 harus 3.01. Kalau sekedar The Best, semester 1 dengan IP 3.90, semester 2 dengan IP 3.80 pun masih bisa menjadi The Best. Karena peringkat 2 mempunyai IP 3.40 misalnya. Dengan prinsip Be Better, keadaan ini dikatakan GAGAL.

Contoh lain, kasus keterlambatan masuk kelas. Kelas dimulai pukul 7. Dengan Be The Best kita harus berangkat pukul 6 karena tak mau orang lain datang lebih awal. Meskipun ternyata orang-orang lain selalu datang paling pagi pukul 7.30. Besoknya kita datang pukul 7.15 dan masih menjadi The Best. Be The Best dan terlambat. Bukankah menyedihkan.

Coba diubah dengan konsep Be Better. Kelas dimulai pukul 7. Kita tidak berambisi menjadi yang paling pagi, tapi malah terlambat. Kita masuk pukl 7.30. Dengan Be Better, besok pukul 7.29 harus sudah ada di dalam kelas. Besoknya lagi pukul 7.28 harus sudah datang. Terus saja seperti itu. Dengan begitu, 30 hari kemudian kita tak pernah terlambat lagi.

Cerita di atas hanya gambaran. Seperti yang saya katakan pada postingan sebelumnya, hidup ini proses, penuh trial and error. Kalau tak ada progres, artinya kita gagal. Progres.

Kita belajar, bukan untuk menjadi yang terbaik. Belajar adalah untuk menjadi lebih baik. Seribu tahun lalu kita tak tahu cara menerbangkan besi ke angkasa. Hari ini, bahkan kita bisa duduk serta di atasnya dan mengangkut puluhan orang menyeberangi lautan dalam sekejap. Dengan demikian kita telah menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok