13 Agustus 2013

Dendam

Ramadan sesungguhnya adalah bulan kenaikan harga. Dan bagi sebagian orang, merupakan bulan kenaikan berat badan.

Kita telah melewati Ramadan. Sudah menang. Kenapa menang? Oh iya ya. Kenapa? Fitri artinya suci, bukan menang. Siapa bilang Idul Fitri artinya Hari Kemenangan? Wah ini. Biar para ahli bahasa yang kaji.

Kembali lagi soal bulan kenaikan; harga dan tentu saja berat badan tadi. Entah kenapa matematika saya jadi kacau. Lantaran kenaikan harga berbanding lurus dengan kenaikan berat badan. Umumnya kenaikan harga bikin orang berhemat. Dengan kata lain belanja dikurangi. Artinya asupan gizi juga turun. Kalau dulu minum susu 3 gelas perhari, kali ini Cuma 1 gelas saja. Tapi ini kok...?

Coba kita lihat dengan kacamata ekonomi. Pakai hukum supply & demand. [1] Semakin tinggi penawaran, semakin rendah harganya. Berarti semakin banyak barang, harga semakin murah. [2] Tapi semakin tinggi permintaan, semakin tinggi harganya. Berarti semakin banyak yang mau beli, harganya semakin tinggi.

Nah ketahuan.

Harga-harga meninggi karena makin banyak yang mau beli. Karena permintaan naik. But why? Kenapa permintaan naik? Bukannya di bulan Ramadan kita dianjurkan mengurangi porsi hari-hari biasa? Kalau hari-hari biasa makan 3 kali sehari, di bulan Ramadan cukup 2 kali sehari pas sahur dan buka. Tapi yang terjadi...?

Ternyata, kita memang mengurangi porsi dari 3 menjadi 2. Tetapi bobotnya sama. Awalnya 3 porsi sama dengan 3 piring, saat Ramadan 2 porsi sama dengan 3 piring juga. Dirapel waktu berbuka. Bahkan lebih dari 3. Ini namanya balas dendam.

Dendam memang tidak baik. Buktinya berat badan jadi naik. Tentu saja kenaikan ini tidak sehat. Karena lemak menumpuk akibat makanan masuk tapi menganggur. Hayo ngaku siapa yang selesai santap sahur/buka langsung tidur? Mestinya dibakar, bukan disimpan di lipatan perut.

Jadi ingat postingan saya tahun lalu tentang lebaran (baca), terminalnya kolesterol tahunan. Dan beberapa waktu lalu ada twit:

@jo_defretes: The constant battle (is) always between human and cholesterol, not devil :))

Tapi kolesterol ini cuma senjata yang digunakan setan saja. Musuh utama manusia tetap setan itu sendiri. Persis seperti apa yang terjadi pada Adam & Hawa. Setan menyodori buah khuldi sebagai senjata. Dimakan, lalu manusia diusir dari surga.

Pokoknya senjata setan akan menjauhkan kita dari surga. Dendam termasuk di antaranya. Naudzubillah min dzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok