02 Juni 2011

Kantin TN

Pukul 06.55 Saya mulai duduk di sebuah bangku oranye yang kalau digoyang sedikit saja berisiknya minta ampun. Maklum, warisan sejak tahun '87 saat kampus ini masih bernama Politeknik Undip. Mudah saja mengetahui riwayat kursi-kursi udzur ini. Di belakang sandaran tiap kursi tercetak identitasnya secara permanen.

Saya sedang menikmati sibuknya pagi di Kantin Tata Niaga (TN) Politeknik Negeri Semarang (Polines). Lalu lalang khas yang hanya bisa saya dapat satu kali dalam satu hari. Tak ada satupun mahasiswa dan dosen yang berangkat luput dari bidikan Kantin TN. Bisa dipastikan mereka kebagian jadwal kuliah jam 7. Tapi hebat! Sampai pukul 07.25 masih ada saja mahasiswa atau dosen yang baru datang. So sweet.

Mungkin kamu pun akan betah berlama-lama duduk di sini kalau kamu juga menangkap semua adegan ini. Saya hampir melepaskan tawa mengisi penuh ruang kantin ketika mendapati seorang mahasiswi kesulitan menaklukkan high heel-nya. Betapa tersiksanya, bisik Saya. Mungkin ini hari pertama kakinya dibalut sepatu yang ditopang hak setinggi jengkalnya sendiri. Untunglah Saya masih bisa memaksa tawa redam menjadi senyum kecil. Apa jadinya kalau gagal. Saya memperhitungkan reaksi masa.

Tak jauh dari sana, bahkan tepat di belakangnya, mulai terlihat pemandangan demonstratif pasangan mahasiswa-mahasiswi memamerkan kemesraan. Yang lebih hoax adalah muncul sepasang dara yang lengketnya seperti ketumpahan alteco. Entah itu dara atau burung onta. Sampai Saya harus berbisik nakal, "itu yang cewek pasti korban high heel juga. Kasian yang cowok jadi pegangan sepanjang jalan".

Kamu (baca: lelaki) mungkin tidak akan mau beranjak dari kantin setelah meletakkan bokong di kursi tua ini. Bukan karena kursi tua ini bisa memijat bokongmu, tapi karena kamu sedang berada di pinggir catwalk dan karpet merah. Bayangkan saja, kamu sedang menjadi tamu kehormatan dalam pagelaran akbar. Pentas yang menyuguhkan bermacam seni. Fashion Show? Jelas. Cuplikan adegan sinetron atau film Indo? Ada. Ya, kadang-kadang atau malah terlalu sering melankolik.

Dan yang akan membuatmu betah adalah para aktrisnya. Tidak kalah fashionable dan menor dibanding para wanita bahan baku infotainment yang biasa kamu ikuti. Saya tahu kegemaranmu. Tenang saja, bisa ditemui di sini. Dengan sedikit sentuhan kuas dan tepung beras saja kambing bisa terlihat cantik di matamu. Poleskan sedikit gincu, sempurna. Tapi jangan khawatir, Men, ada yang benar-benar bening. Kapan-kapan saya tunjukkan.

Coba bayangkan berapa rupiah atau dolar yang harus kamu keluarkan untuk duduk di kursi VIP pagelaran akbar macam ini. Saya cukup dengan membayar secangkir kopi saja dapat duduk nyaman di kursi paling depan. Mau gratisan pun bisa. Boleh. Tak ada pijitan tak jadi soal. Apalah arti ke-empuk-an ketimbang sugesti menggelikan yang akan mengawali senyummu sepanjang hari. Indahnya hidup ini.

Eiitss, ada temen yang gabung nih. Ya udah, udahan.

Ya, awalilah dengan senyum, maka akan berakhir dengan senyum. Temukan caramu!

This is my way.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok