09 April 2010

Celoteh Pelamun Kesepian

Tersiksa lagi. Derita baru, meskipun bukan dari hal baru. Yah, inilah resiko seorang kesepian. Konsekuensi ketika sedang sendiri. Semua terasa salah dan menyiksa. Semua perspektif menuju negative thinking. Begitu mudah mengeluh ketika kesepian melanda. Oh mungkin para pencipta lagu adalah orang-orang kesepian. Entahlah, semua tervonis negatif.

Aku menulis ini ketika kuingat kamu. Dulu kamu selalu datang padaku. Ketika kamu butuh. Sekarang tak pernah lagi, karena memang sekarang kamu sudah tak butuh. Atau mungkin dulupun kamu tidak membutuhkanku. Iya, hanya keadaan yg memaksamu membutuhkanku. Tapi bukan soal, toh nyatanya kamu selalu datang.

Ingatkah kamu ketika suatu malam ku harus kehujanan untuk kamu? Ingatkah dulu aku yg selalu menemami malammu? Ingatkah berapa kali aku mengantar tidurmu?
Dulu kamu memintaku menyanyikan lagu untukmu. Meskipun ku harus menyembunyikan kantukku. Harus terjaga untuk memastikanmu tenang dalam mimpimu.

Percayalah ku selalu tersenyum melihatmu bahagia. Selalu tersenyum ketika kamu datang, tersenyum ketika kamu pergi. Dan hanya itu yang bisa ku lakukan.

Ini bukan berarti aku membencimu. Kamu masih boleh datang pada ku kapanpun kamu mau. Masih ada banyak senyum untukmu.

Aku menyayangimu, sobat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok