Embun lembut mesra memeluk gelisahku
Menjelma bagai ombak menghantam fantasiku
Malam tetap kelam menjanjikan pelita
Serdadu surga pun jatuh bercucuran
Pilu mengiris, menyayat, mencabik ornamen mimpi abadi
Sebentar sayup sebentar gelegar
Sunyi
Tersandar tekad nan kukuh bak mercusuar
Berpijak bara api yang telah beku
Kuamini nyanyian yang terdengar sesekali
Kidung manja seorang hamba
Meraba hari biru lorong misteri
Hingga tak sadar lagi
Sahut menyahut kumandang klasik seperti mengusik
Tak kutentang meski tiada kehangatan
Pijar pelita telah nyata
Melankoli sepi bersambut gaduh
Riuh kehidupan
Menjelma bagai ombak menghantam fantasiku
Malam tetap kelam menjanjikan pelita
Serdadu surga pun jatuh bercucuran
Pilu mengiris, menyayat, mencabik ornamen mimpi abadi
Sebentar sayup sebentar gelegar
Sunyi
Tersandar tekad nan kukuh bak mercusuar
Berpijak bara api yang telah beku
Kuamini nyanyian yang terdengar sesekali
Kidung manja seorang hamba
Meraba hari biru lorong misteri
Hingga tak sadar lagi
Sahut menyahut kumandang klasik seperti mengusik
Tak kutentang meski tiada kehangatan
Pijar pelita telah nyata
Melankoli sepi bersambut gaduh
Riuh kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Warung Kopi Kothok