02 Januari 2015

Susi

Meski bukan ulat, menteri-menteri kabinet Jokowi sedang naik daun. Seperti iklan teh kemasan di TV, "Pucuk! Pucuk! Pucuk!"

Sebenarnya tak perlu repot, karena Teh Pucuk dijual di banyak mini market. Kalaupun tak meriah, paling tidak harganya murah. Apalagi buat sekelas menteri yang gajinya tidak cukup dihitung pakai jari. Jangankan beli sebotol-dua botol. Bikin pabriknya saja mampu. Yang penting pintar menggoyang.

Ada menteri yang begitu media darling. Susi Pudjiastuti. Kawan saya bilang beliau itu Kartini Rock N Roll. Padahal belum tentu juga. Siapa tahu Bu Susi lebih suka musik metal. Seperti bosnya, Pak Jokowi, yang pernah dihadiahi gitar oleh personel Metallica. Cadas.

Eh, tapi ini bukan soal antek-antekan. Saya tidak berbicara tentang antek asing. Asing-asingan tidak dibahas di sini. Silakan ke postingan sebelumnya kalau mau baca soal Asing.

Tak usah banyak basa-basi. Kembali ke Bu Susi. Karena beliau ini lincah sekali. Kita lengah sedikit saja bisa kehilangan jejak. Tahu-tahu sudah nyetir sepeda motor saja. Biarpun tanpa helm Ibu ini tetap percaya diri. Mungkin merasa keras kepala. Maksud saya, kepalanya keras. Lihatlah sudah berapa kapal yang ditenggelamkan. Kalau bukan karena kerasnya Bu Susi, kapal-kapal pencuri ikan di perairan Indonesia itu pasti masih berkeliaran. Sekarang kapok mereka.

Apa, bukan keras? Lalu? Tegas? Apapun itu, yang jelas kapal-kapal tadi akhirnya menjadi sampah di dasar laut kita. Wah. Barangkali sebaiknya jangan keseringan menenggelamkan. Bukan dengan membiarkan mereka mencuri ikan di Nusantara, bukan. Tapi semoga para maling itu jera. Tak ada lagi kapal ilegal menjarah kekayaan laut kita. Jadi Ibu tidak perlu lagi menangkap & menenggelamkan kapal. Tidak perlu lagi menambah sampah di laut kita.

Lalu tak kalah penting pula, Bu, menjaga diri supaya tidak tenggelam dalam popularitas. Memang enak dielu-elukan, menjadi headline koran, atau mendapat tepuk tangan lantaran memiliki kinerja yang bagus. Good job. Tapi ingat, "Good is the enemy of great!" Kata Jim Collins. Apalagi sudah dicontohkan ulat dalam iklan teh kemasan; rawan tersambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok