Mengapa orang yg mendapat gelar pahlawan selalu dicitrakan positif? Tidakkah diketahui bahwa ada diantara mereka yg mengkhianati apa yg telah diperjuangkannya? Ataukah benar, sejarah tidak akan pernah ada tanpa pengkhianatan?
Sepertinya sejarah adalah tempat pencitraan positif bagi semua tokoh meskipun sarat kepalsuan. Kepalsuan-kepalsuan yg distortif dengan paradigma yg terlanjur ada, kemudian menjelma menjadi substansi kurikulum. Semacam legitimasi pembodohan yg prematur sehingga menjadi sesuatu yg fundamental. Tentu saja konseptornya kaum intellegentsia. Tapi siapa? Dua hal yg dikotomis bagi saya.
Yg saya yakini, semua orang sibuk dengan masing-masing bidangnya. Biarlah sejarah menjadi dimensi bangsa yg mulia. Meskipun sekedar konsepsi tua dan penolakan yg kontradiktif. Barangkali terlalu siang untuk diperdebatkan.
Manusia tetaplah manusia, dilahirkan untuk "ya dan tidak".
Integritas nasional, mungkin adalah satu-satunya alasan atas ini semua. Instrumen Indonesia yg damai. Damailah selamanya.
Sepertinya sejarah adalah tempat pencitraan positif bagi semua tokoh meskipun sarat kepalsuan. Kepalsuan-kepalsuan yg distortif dengan paradigma yg terlanjur ada, kemudian menjelma menjadi substansi kurikulum. Semacam legitimasi pembodohan yg prematur sehingga menjadi sesuatu yg fundamental. Tentu saja konseptornya kaum intellegentsia. Tapi siapa? Dua hal yg dikotomis bagi saya.
Yg saya yakini, semua orang sibuk dengan masing-masing bidangnya. Biarlah sejarah menjadi dimensi bangsa yg mulia. Meskipun sekedar konsepsi tua dan penolakan yg kontradiktif. Barangkali terlalu siang untuk diperdebatkan.
Manusia tetaplah manusia, dilahirkan untuk "ya dan tidak".
Integritas nasional, mungkin adalah satu-satunya alasan atas ini semua. Instrumen Indonesia yg damai. Damailah selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Warung Kopi Kothok