01 Februari 2016

Mengurusi

Kita pastilah amat senggang hingga sempat mengurusi orang lain. Bukan sempat lagi, bahkan rutin. Orang merayakan valentine, cara berpakaian, orientasi seksual, semuanya diurusi.

Ada yang lebih kurang ajar. Mengurusi Tuhan. Malah cenderung mendikte. Misalnya tentang siapa yang harus masuk surga dan siapa yang harus masuk neraka. Padahal malaikat saja emoh campur tangan.

Segala hal memang enak diurusi (baca: dinyinyiri, dsb) selama bukan tentang diri sendiri. Itu cukup menunjukkan bahwa orang kita memiliki kepedulian yang tinggi. Care

Kabar buruknya, berangkat dari peduli dan mengurusi, banyak orang gemar memungut sepotong ayat untuk mengangsurkan vonis pada yang lainnya. Terutama menyoal perkara yang berhubungan dengan agama.

Betapa Rasul, Nabi, Buddha, dan lainnya akan kecewa menyaksikan petuahnya dipelintir sedemikian rupa. Betapa sedih mereka melihat pengikutnya dipenuhi syak wasangka.

Yang mendesak untuk diteladani dari Nabi (dkk) adalah kebijaksanaannya. Kenapa? Karena kita mudah menemukan dua atau lebih sabda/firman yang seolah saling memunggungi. Tanpa kebijaksanaan orang rawan tergelincir pada kebencian demi agama.

Tapi, daripada mengurusi urusan yang tak perlu diurusi (di atas itu), lebih baik simak tingkah pertelevisian kita. Di sana ada lembaga yang mengurusi moral anak bangsa. Sebutlah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), LSF (Lembaga Sensor Film), dan sebagainya yang berjibaku demi masa depan Indonesia.

Beberapa waktu lalu mereka memburamkan (blur) adegan seorang anak yang memerah susu sapi (hewan). Iya, sapi hewan itu. Barangkali takut ada sapi jantan yang lihat lalu birahi dan mengawini tivi. Yang terbaru mereka memburamkan Shizuka memakai baju renang, tokoh kartun dalam serial Doraemon.

Kini kita tahu, menurut pertelevisian kita, tokoh kartun anak memakai baju renang lebih bisa mengganggu moral ketimbang acara gosip dan sinetron yang penuh dengan adegan mulia.

Kalau jadi presiden, akan saya bentuk Kementerian Urusan Orang Lain (disingkat Kementuol) yang menaungi lembaga-lembaga dengan tingkat kepedulian tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok