Aku rindu wajah-wajah samar di bawah lampu kuning 5 atau 10 watt cafe yang bibirnya mengecup cangkir-cangkir kopi
Lalu musik jazz sayup-sayup terselip di antara obrolan kita dengan saxofon, perkusi, juga piano yang pentatonik
Atau denting cangkir dan gelas yang beradu dengan apapun di sela-sela tawa ketika kartu remi jatuh di atas meja
Kecupan terakhir untuk cangkir selalu dengan jemari tangan kanan pada kuping cawan dan kedua bola mata pada arloji melingkar di tangan kiri
Biasanya kau dan aku akan segera pulang bermain dengan sisa-sisa malam yang seringkali terlewatkan sampai pagi
Kita akan mengulangnya lagi malam depan
Saat kau dan aku kembali dalam janji saling melepas rindu yang tak terucap dari bibirku dan bibirmu
Barista itu selalu menungguku, juga kamu
Dengan berkeping CD musik jazz, juga biji dan bubuk kopi untuk membuat endorfin kita terus menetes
Dengan berkeping CD musik jazz, juga biji dan bubuk kopi untuk membuat endorfin kita terus menetes
Aku rindu cangkir kopimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Warung Kopi Kothok