08 September 2012

Secangkir Kopi

Aku rindu wajah-wajah samar di bawah lampu kuning 5 atau 10 watt cafe yang bibirnya mengecup cangkir-cangkir kopi 

Lalu musik jazz sayup-sayup terselip di antara obrolan kita dengan saxofon, perkusi, juga piano yang pentatonik 

Atau denting cangkir dan gelas yang beradu dengan apapun di sela-sela tawa ketika kartu remi jatuh di atas meja 

Kecupan terakhir untuk cangkir selalu dengan jemari tangan kanan pada kuping cawan dan kedua bola mata pada arloji melingkar di tangan kiri 

Biasanya kau dan aku akan segera pulang bermain dengan sisa-sisa malam yang seringkali terlewatkan sampai pagi 

Kita akan mengulangnya lagi malam depan 
Saat kau dan aku kembali dalam janji saling melepas rindu yang tak terucap dari bibirku dan bibirmu 

Barista itu selalu menungguku, juga kamu
Dengan berkeping CD musik jazz, juga biji dan bubuk kopi untuk membuat endorfin kita terus menetes

Aku rindu cangkir kopimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warung Kopi Kothok