12 Desember 2011

Galau

Hari-hari yang aneh. Membosankan. Seragam.

Mencoba buka-buka notes di FB. Bah! Kok semuanya cinta? Jadi speechless. Rasanya malu sendiri karena belakangan saya juga suka nulis soal cinta.

Bicara cinta memang tidak memalukan, tapi lebih banyak membuat kita cengeng. Padahal bisa juga bicara soal cinta tapi tetap terlihat keren. Saya tidak tahu apakah saya juga terlihat cengeng atau tidak.

Belakangan saya sebal dengan beberapa 'kaum hawa' yang menyalahkan pria. Katanya pria tukang gombal, bisanya menyakiti, penipu, dan seterusnya. Saya ingin katakan, "Kamu yang goblok!" Duh, jadi ngomong kasar. Sori.

Tapi akhirnya saya sadar kalau mereka sedang berproses. Tiap orang kan memang berproses setiap saat. Tapi sayang juga, ada yang berproses seperti jalan di tempat. Mana progresnya?! Ingin saya tendang saja bokongnya supaya dia sedikit maju biar selangkah.

Rasanya enak juga kalau mendengarkan Maliq & D'Essentials - Mata Hati Telinga. Liriknya cukup kuat. Powerful. Pilihan akor tidak buruk. Dan yang pasti lagu ini paling pol buat menampar pemuja-pemuja cinta yang cengeng abis. Tapi saya tidak merekomendasikan lagu ini buat 'ababil'. Musiknya melow. Jadi kalau jatuhnya di telinga mereka, bisa nangis darah juga nanti.

Galau. Ababil galau memang gawat. Tahu-tahu ditemukan overdosis di kamar. Lebih baik otaknya diturunkan ke dengkul saja kalau begitu. Tak ada gunanya kalau berujung tergantung di dapur.

Mestinya galau itu penting. Kita merdeka juga karena galaunya pendahulu kita luar biasa. Kalau Bung Karno tidak galau, tidak mungkin dia membacakan teks proklamasi. Kalau mahasiswa tidak galau, tidak mungkin Soekarno turun. Kalau mahasiswa tidak galau, tidak mungkin ada reformasi. Galau itu nikmat, mengapa harus dibiarkan menyiksa hati. Artinya harus ada action. Galau itu biasa, tapi jangan dikelola biasa saja. Sudah banyak contoh pohon galau yang berbuah manis. Tapi bukan pohon bambu berbuah duren lho! Nggak ada!

Kita tahu kita galau, tapi malah memperdalam kegalauan sendiri. Kalau galau karena cinta, ya tinggalkan lagu, sinetron, novel teenlit yang melow-melow, dan lain-lain. Hobi kok nangis.

Have fun, man, have fun!

Lagu-lagu yang powerful ada banyak di 4shared. Film komedi atau yang lain juga tinggal download. Acara tivi berkualitas juga ada banyak.

Lho, saya bukannya menyalahkan orang galau. Galau kan memang ada di mana-mana. Di rumah-rumah gedongan ada tulisan, "Awas ada anjing galau!", di SEA Games ada cabang olahraga "Lempar Galau", tiap terjadi bencana alam ada "Penggalauan Dana", dan lain-lain. Nah, sekarang giliran kamu mengelola galaumu sendiri.

I Love You

Kau cantik sekali. Sungguh, aku tak bohong. Wajahmu selalu ada di setiap mataku mengatup barang sepersekian detik. Ya, dalam setiap kedipku. Aku tak sempat menghitung berapa kali aku berkedip. Tapi aku tahu sebanyak itulah gambarmu ada. Biar aku berlebihan. Ini takkan membuat gadis-gadis cemburu padamu, Ibu. I love you.  

Seharusnya kusampaikan ini padamu nanti 22 Desember 2011

10 Desember 2011

Dear, Blog (Gila)

Aku selalu ingin mesra menyapamu. Tapi waktu, sekali lagi waktu. Waktu tak selalu memberiku kesempatan bercumbu denganmu. Bercerita tentang cita-cita, mimpi, dan semua yang pernah kuceritakan padamu. Biarpun kamu tak pernah menjawabku, kamu selalu mujarab mengobatiku. Barangkali aku memang sakit. Mungkin. Orang hidup tak harus selalu waras. Nyatanya aku ada di sini. Di tempat yang tak diidamkan, bahkan olehmu. Butuh kegilaan khusus untuk berkata dengan bangga... AKU GILA! Tapi tempat ini yang akan membuatmu waras. Setidaknya agak waras. Kehidupan kota itu gila. Kamu harus ke sini kalau kamu ingin merasakan waras. Tapi jangan ke sini kalau kamu belum merasa gila. Agar kamu merasa waras setelah tempat ini membuatmu merasa tak gila. Kalau kamu masih merasa waras dan memaksa ke sini, kamu akan gila beneran!